1

Cara Mengatur Keuangan Restoran agar Tetap Untung

Cara Mengatur Keuangan Restoran agar Tetap Untung. Membuka dan mengelola restoran adalah impian banyak pelaku usaha di industri kuliner. Namun, dibalik aroma masakan yang menggugah selera dan suasana yang ramai, terdapat tantangan besar yang harus dihadapi: mengelola keuangan dengan baik agar restoran tetap menguntungkan. Banyak restoran yang awalnya ramai pengunjung, namun dalam hitungan bulan atau tahun harus tutup karena tidak mampu mengelola arus keuangan secara efektif.

Menurut data dari National Restaurant Association, sekitar 60% restoran baru tutup dalam dua tahun pertama. Salah satu penyebab utamanya adalah kesalahan dalam pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, memahami cara mengatur keuangan restoran bukan hanya penting, tetapi menjadi faktor penentu keberlangsungan bisnis.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif cara mengatur keuangan restoran agar tetap untung, mulai dari pencatatan keuangan harian, pengendalian biaya operasional, penetapan harga menu, hingga strategi pemasaran yang efisien secara finansial.


1. Pahami Struktur Biaya dalam Restoran

Langkah pertama dalam mengatur keuangan restoran adalah memahami struktur biaya operasional. Tanpa mengetahui dari mana uang keluar, Anda tidak bisa mengontrol pengeluaran secara efektif. Secara umum, biaya dalam restoran terbagi menjadi dua kategori utama:

a. Biaya Tetap (Fixed Costs)

Biaya ini tidak berubah setiap bulannya, terlepas dari jumlah penjualan. Contohnya:

  • Sewa tempat usaha
  • Gaji karyawan tetap
  • Asuransi
  • Biaya listrik dan air (bagian tetap)
  • Cicilan peralatan (oven, freezer, dll)
  • Biaya lisensi dan perizinan

b. Biaya Variabel (Variable Costs)

Biaya ini berubah sesuai dengan volume penjualan. Semakin banyak makanan yang dijual, semakin besar biaya yang dikeluarkan. Contohnya:

  • Bahan baku makanan dan minuman (COGS – Cost of Goods Sold)
  • Biaya energi (listrik, gas) yang meningkat saat produksi tinggi
  • Upah lembur karyawan
  • Biaya pengiriman (delivery fee)
  • Komisi tenaga penjual atau pemasaran online

Penting: Untuk menjaga profitabilitas, Anda harus memastikan bahwa biaya variabel tidak melebihi 30-35% dari total pendapatan. Jika melebihi, restoran berisiko merugi meskipun ramai pelanggan.


2. Buat dan Pantau Laporan Keuangan Secara Berkala

Tanpa pencatatan keuangan yang rapi, Anda tidak bisa mengetahui apakah restoran untung atau rugi. Laporan keuangan membantu Anda melihat gambaran besar bisnis setiap bulan.

Laporan Keuangan Wajib untuk Restoran:

  1. Laporan Laba Rugi (Profit & Loss Statement)
    Menunjukkan pendapatan, biaya, dan laba bersih dalam periode tertentu. Ini adalah indikator utama kesehatan finansial restoran.
  2. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
    Menunjukkan aliran uang masuk dan keluar. Penting karena meskipun laba rugi positif, restoran bisa bangkrut jika tidak punya uang tunai untuk membayar tagihan.
  3. Neraca (Balance Sheet)
    Memberi gambaran aset, utang, dan ekuitas restoran pada suatu waktu.

Tips Membuat Laporan Keuangan:

  • Gunakan software akuntansi seperti Accurate, Zahir, atau QuickBooks untuk memudahkan pencatatan.
  • Lakukan pencatatan harian atau mingguan, jangan menunda hingga akhir bulan.
  • Pisahkan rekening pribadi dan rekening bisnis agar tidak tercampur.
  • Libatkan akuntan atau konsultan keuangan jika memungkinkan.

3. Kendalikan Biaya Bahan Baku (COGS)

Biaya bahan baku adalah salah satu pengeluaran terbesar dalam restoran. Rata-rata, COGS berkisar antara 28-35% dari total penjualan. Jika angka ini terlalu tinggi, laba akan menyusut.

Strategi Mengendalikan COGS:

  • Lakukan inventaris stok secara rutin (mingguan atau bulanan) untuk mencegah pemborosan dan pencurian.
  • Negosiasi harga dengan pemasok. Beli dalam jumlah besar atau cari pemasok lokal yang lebih murah.
  • Gunakan bahan baku yang musiman karena harganya lebih terjangkau.
  • Minimalisasi food waste dengan perencanaan menu dan porsi yang tepat.
  • Standardisasi resep agar setiap hidangan menggunakan jumlah bahan yang konsisten.

Contoh: Jika Anda menjual nasi goreng seharga Rp 45.000, pastikan biaya bahan baku tidak lebih dari Rp 15.750 (35%). Dengan begitu, Anda masih memiliki ruang untuk menutup biaya lain dan mendapat laba.


4. Tetapkan Harga Menu yang Menguntungkan

Menentukan harga menu bukan hanya soal “harga pasaran” atau “harga kompetitor”, tapi harus mempertimbangkan struktur biaya dan margin laba.

Formula Penetapan Harga:

Salah satu metode umum adalah metode markup:

Harga Jual = Biaya Bahan Baku × Markup Factor

Contoh:

  • Biaya bahan baku mie ayam: Rp 12.000
  • Anda ingin markup 3x
  • Maka harga jual = Rp 12.000 × 3 = Rp 36.000

Dengan harga ini, Anda mendapatkan margin kotor sekitar 66,7%. Namun, ingat bahwa ini baru margin kotor. Biaya operasional lain (gaji, listrik, sewa) harus ditutup dari margin tersebut.

Tips Penetapan Harga:

  • Gunakan psychological pricing seperti Rp 39.900 daripada Rp 40.000.
  • Buat menu engineering: klasifikasikan menu berdasarkan popularitas dan profitabilitas.
    • Stars: populer dan menguntungkan → promosikan
    • Plowhorses: populer tapi margin rendah → pertimbangkan naikkan harga
    • Puzzles: tidak populer tapi menguntungkan → tingkatkan promosi
    • Dogs: tidak populer dan tidak menguntungkan → pertimbangkan untuk dihapus

5. Kelola Stok dengan Sistem yang Teratur

Stok yang tidak terkelola bisa menyebabkan dua masalah besar:

  1. Kehabisan stok → kehilangan penjualan
  2. Kelebihan stok → bahan busuk dan rugi

Cara Mengelola Stok Efektif:

  • Gunakan sistem FIFO (First In, First Out) untuk memastikan bahan yang lebih dulu masuk digunakan lebih dulu.
  • Buat daftar stok minimum untuk setiap bahan. Jika stok mendekati batas minimum, segera lakukan pemesanan.
  • Gunakan software inventaris seperti Tally, Stockpile, atau Odoo untuk melacak stok secara real-time.
  • Lakukan stock opname bulanan dan cocokkan dengan data penjualan.

Contoh: Jika Anda menjual 100 porsi soto ayam per minggu, dan setiap porsi butuh 100 gram ayam, maka Anda butuh 10 kg ayam/minggu. Pesan 12 kg sebagai cadangan, bukan 20 kg yang bisa busuk.


6. Optimalkan Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja (termasuk gaji, lembur, dan tunjangan) biasanya mencapai 25-35% dari total pendapatan. Jika tidak dikendalikan, ini bisa menggerus laba.

Strategi Mengoptimalkan Biaya SDM:

  • Jadwalkan karyawan sesuai jam sibuk. Hindari overstaffing saat restoran sepi.
  • Gunakan sistem shift kerja fleksibel.
  • Latih karyawan untuk multi-tasking (misalnya kasir bisa bantu layanan pelanggan).
  • Gunakan teknologi seperti mesin kasir otomatis atau aplikasi pemesanan untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga manusia.
  • Beri insentif berbasis kinerja, bukan hanya gaji tetap.

Contoh: Jika restoran Anda buka dari jam 10 pagi hingga 10 malam, jangan pekerjakan 6 karyawan sepanjang waktu. Atur shift: 2 orang pagi, 4 orang siang-sore (jam ramai), dan 2 orang malam.


7. Kendalikan Biaya Operasional Lainnya

Selain bahan baku dan tenaga kerja, ada banyak biaya operasional lain yang harus diperhatikan:

  • Listrik dan air: Gunakan peralatan hemat energi, matikan lampu saat tidak perlu.
  • Sewa tempat: Jika sewa terlalu mahal, pertimbangkan untuk pindah atau negosiasi ulang kontrak.
  • Biaya pemasaran: Fokus pada strategi pemasaran berbiaya rendah tapi efektif seperti media sosial, referral, atau kolaborasi dengan komunitas.
  • Biaya pemeliharaan: Jadwalkan perawatan rutin agar tidak terjadi kerusakan besar yang mahal.

8. Tingkatkan Pendapatan dengan Strategi yang Efisien

Agar tetap untung, Anda tidak hanya harus mengurangi biaya, tapi juga meningkatkan pendapatan secara efisien.

Strategi Meningkatkan Pendapatan:

  • Upselling dan cross-selling: Tawarkan menu tambahan seperti minuman premium, dessert, atau paket keluarga.
  • Buat paket hemat yang menarik dan meningkatkan nilai rata-rata transaksi.
  • Buka layanan delivery dan takeaway untuk menjangkau lebih banyak pelanggan tanpa tambahan biaya tempat besar.
  • Gunakan platform digital seperti GoFood, GrabFood, atau ShopeeFood untuk memperluas jangkauan.
  • Adakan promosi musiman seperti diskon ulang tahun, paket Lebaran, atau menu spesial akhir pekan.

Contoh: Jika rata-rata transaksi pelanggan Rp 50.000, dengan strategi upselling Anda bisa tingkatkan menjadi Rp 70.000. Jika ada 100 pelanggan/hari, tambahan pendapatan Rp 2 juta/hari atau Rp 60 juta/bulan.


9. Siapkan Dana Darurat dan Reinvestasi

Restoran rentan terhadap fluktuasi pasar, bencana alam, atau krisis ekonomi. Oleh karena itu, penting memiliki dana darurat minimal 3-6 bulan dari biaya operasional.

Gunakan Laba untuk:

  • Dana darurat (20% dari laba)
  • Reinvestasi (30%): beli peralatan baru, renovasi, pelatihan karyawan
  • Pembagian ke pemilik (50%): sebagai imbalan atas risiko dan kerja keras

Jangan habiskan semua laba untuk kebutuhan pribadi. Reinvestasi adalah kunci pertumbuhan jangka panjang.


10. Gunakan Teknologi untuk Efisiensi Keuangan

Di era digital, banyak teknologi yang bisa membantu mengatur keuangan restoran secara otomatis dan akurat.

Teknologi yang Direkomendasikan:

  • POS System (Point of Sale): seperti Moka, Majoo, atau Pawoon. Bisa mencatat penjualan, stok, dan laporan keuangan secara real-time.
  • Software Akuntansi: Accurate Online, BukuWarung, atau Jurnal untuk pencatatan keuangan otomatis.
  • Aplikasi Inventaris: untuk memantau stok dan pemesanan bahan baku.
  • Dashboard Keuangan: gabungkan semua data ke dalam satu dashboard agar mudah dianalisis.

Dengan teknologi, Anda bisa menghemat waktu, mengurangi kesalahan manual, dan membuat keputusan bisnis berbasis data.


11. Evaluasi Kinerja Secara Berkala

Setiap bulan, lakukan evaluasi kinerja keuangan restoran. Pertanyaan yang harus dijawab:

  • Apakah laba meningkat dari bulan lalu?
  • Apakah COGS masih dalam batas wajar?
  • Apakah biaya tenaga kerja terkendali?
  • Apakah ada menu yang tidak laku tapi boros bahan?
  • Apakah pelanggan puas dan kembali?

Gunakan data ini untuk membuat keputusan strategis, seperti:

  • Mengganti menu yang tidak laku
  • Menyesuaikan jam operasional
  • Melakukan pelatihan ulang karyawan
  • Memperbaiki sistem pelayanan

12. Hindari Kesalahan Umum dalam Pengelolaan Keuangan Restoran

Banyak pemilik restoran baru melakukan kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari. Beberapa di antaranya:

  1. Tidak mencatat pengeluaran kecil
    Uang Rp 50.000 untuk beli tisu atau Rp 100.000 untuk perbaikan mesin sering dianggap sepele. Tapi jika dikumpulkan, bisa mencapai jutaan rupiah per bulan.
  1. Campur uang pribadi dan bisnis
    Ini membuat laporan keuangan tidak akurat dan menyulitkan saat ingin audit atau ekspansi.
  2. Tidak punya anggaran bulanan
    Tanpa anggaran, Anda tidak tahu batas pengeluaran dan mudah tergoda untuk belanja tidak perlu.
  3. Mengabaikan analisis menu
    Tidak semua menu menguntungkan. Tanpa analisis, Anda bisa terus menjual menu yang rugi.
  4. Overexpansion
    Membuka cabang tanpa perencanaan keuangan matang bisa menghabiskan modal dan membuat restoran induk bangkrut.

Kesimpulan

Mengatur keuangan restoran bukanlah tugas yang mudah, tapi sangat menentukan keberlangsungan bisnis. Dengan memahami struktur biaya, membuat laporan keuangan yang akurat, mengendalikan COGS, menetapkan harga yang tepat, dan memanfaatkan teknologi, Anda bisa menjaga restoran tetap menguntungkan bahkan di tengah persaingan yang ketat.

Ingat, restoran yang ramai belum tentu untung, dan restoran yang sepi belum tentu rugi. Semuanya tergantung pada bagaimana Anda mengelola keuangannya.

Mulailah dari hal kecil: catat setiap transaksi, evaluasi biaya mingguan, dan tetapkan target laba bulanan. Dengan konsistensi dan disiplin, restoran Anda tidak hanya bisa bertahan, tapi juga berkembang menjadi bisnis kuliner yang sukses dan berkelanjutan.


Langkah Selanjutnya:

  • Audit keuangan restoran Anda bulan ini.
  • Buat anggaran operasional untuk 3 bulan ke depan.
  • Pelajari software akuntansi atau minta bantuan akuntan profesional.

Dengan mengatur keuangan secara bijak, untung bukan lagi mimpi, tapi realitas yang bisa diukur dan ditingkatkan setiap hari.

hubungi sekarang

kontak kami

0811-1145-341

Senin – Sabtu 08:00 WIB – 17:00 WIB

Jl. Sari Mulya No.88, Setu, Kec. Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten 15314